Category Archives: Health

OSTEOARTRITIS (Nyeri Sendi)PENYEBAB DAN PENATALAKSANAAN TERAPI

By: Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt

Osteoartritis merupakan gangguan persedian yang ditandai dengan adanya nyeri dan kekakuan sendi yang biasanya banyak terjadi pada usia lanjut. Berdasar data Center for Disease Control and Prevention (CDC)1, angka kejadian osteoartritis pada usia > 25 tahun sebanyak 13,9% dan pada usia > 65 tahun sebanyak 33,6%. Jenis kelamin juga menjadi faktor resiko dimana wanita memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding pria.

PENYEBAB
Osteoartritis disebabkan beberapa faktor. Selain faktor usia, osteoartritis juga disebabkan karena kondisi lain seperti kegemukan, cedera, abnormalitas pada saat dilahirkan, penyakit diabetes dan gout, serta penyakit hormon lainnya.

GEJALA
Gejala umum osteoartritis adalah nyeri pada sendi yang biasanya disertai pembengkakan. Pada kondisi yang lebih parah, akan menyebabkan nyeri parah pada saat istirahat, kesemutan, kekebasan dan pembesaran keras pada daerah sekitar nyeri. Continue reading →

WASPADA KONSUMSI GINGKO BILOBA BERSAMAAN OBAT SINTESIS TERMETABOLISME JALUR GLUKORONIDASE ( TINJAUAN HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS )

Oleh: Liling Tryasmono, S.Farm., Apt

Interaksi obat herbal telah mendapat perhatian lebih karena pada beberapa tahun terakhir suplemen herbal banyak digunakan secara luas. Tetapi, data mengenai pengaruh penggunaan herbal terhadap glukoronidasi pada manusia masih sangat sedikit.
Suplemen G.biloba telah secara luas digunakan dengan sedikit kekhawatiran adanya potensial interaksi dengan obat konvensional. Walaupun G.biloba dipertimbangkan aman secara umum, studi klinik dan kasus yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa herba tersebut dapat berinteraksi dan dapat menyebabkan efek samping yang cukup parah (Hu et al., 2005; Kupiec and Raj, 2005). Pada studi terakhir, ekstrak G.biloba dan aglikon flavon menghambat metabolisme mycophenolic acid yang dimediasi enzim di dalam mikrosom intestinal dan liver.
Di dalam mikrosom intestinal, ekstrak G.biloba menghambat pembentukan MPAG dengan IC50 4.3 µg/ml untuk ekstrak yang terhidrolisa dan 6.8 µg/ml untuk ekstrak yang tidak terhidrolisa. Signifikansi klinik dari interaksi ini dapat dibuat berdasarkan dosis rekomendasi suplemen G.biloba dan fraksi MPA yang dimetabolisme oleh enzim intestinal. Ekstrak G.biloba biasanya diminumdengan dosis 120-240 mg/hari. Sehingga, IC50-ekivalen thd konsentrasi dapat diterima dalam intestinal jika dosis 120 mg G.biloba dicampur dengan 18-28 liter cairan (misalnya, 6.7-4.3 mg/l) atau dengan mencampur dosis 240 mg dengan 35-56 liter cairan. Hal tersebut berdasarkan perkiraan volume intestinal yang berada pada range antara 0.5-5 liter (Hellum et al., 2007), konsentrasi dalam intestinal setelah pemberian suplemen G.biloba diperkirakan lebih tinggi daripada IC50; menurut inhibisi enzim UGT intestinal in vivo lebih disukai. Potensial interaksi lebih besar dengan mycophenolate sodium enteric coated, karena sekitar 28% dosis dieliminasi melalui first pass metabolisme. Inhibisi first pass metabolisme MPA dapat menyebabkan konsentrasi sistemik yang lebih tinggi dan meningkatkan efek imunosupresif serta meningkatkan potensial terjadinya efek samping.

Continue reading →

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

Written by : Muchamad Mudakir S. Farm., Apt

Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Obat ini menjadi pilihan analgesik yang relatif aman bila dikonsumsi dengan benar sesuai petunjuk penggunaan. Jutaan orang beresiko mengalami overdosis paracetamol, salah satu obat penghilang rasa sakit yang paling banyak digunakan. Demikian menurut para ahli medis. Tim peneliti medis dari Northwestern University Chicago menyebutkan, terlalu banyak mengonsumsi paracetamol dapat memicu kerusakan pada liver, serta timbulnya efek negatif pada bagian tubuh lain. Parasetamol boleh dikonsumsi tidak lebih dari 5 hari untuk anak-anak, dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis seperti dibawah ini:

Umur Dosis Parasetamol
3 bulan – 1 tahun 60 -120 mg
1 – 5 tahun 120 – 250 mg
6 – 12 tahun 250 – 500 mg
Dewasa 500 mg – 1 g

Dosis ini boleh diulang tiap 4 – 6 jam bila diperlukan (maksimum sebanyak 4 dosis dalam 24 jam) Continue reading →

Minum Obat Secara Aman

Berkaitan dengan penggunaan obat, ada banyak hal yang mesti kita ketahui jika ingin sembuh. Hal seperti kurang hati-hati dalam pemberian obat dan ketidak pahaman tentang penggunaan obat secara benar dapat mempengaruhi proses kesembuhan kita.  Untuk memastikan anda menggunakan obat dengan aman dan efektif, berikut kami berikan beberapa pengetahuan dalam penggunaan obat secara benar:

  • Sebelum mengambil obat dengan resep pastikan bahwa obat yang diberikan benar untuk anda.
  • Pelajari nama-nama produk obat yang diresepkan dan diberikan kepada anda, serta kekuatan dosis dan jadwal pemberian.
  • Membaca dan menyimpan informasi tertulis/etiket yang melengkapi obat.
  • Minum obat sesuai jadwal pada label/etiket
  • Continue reading →

MENGENAL LEBIH DEKAT FLU SINGAPURA

By: Difa Intannia S. Farm., M. Farm. Klin., Apt

   (Dosen Farmasi UNLAM)

 Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia cukup diributkan dengan kejadian yang dikenal dengan nama penyakit flu singapura. Mungkin sebagian orang bertanya apakah flu singapura itu? Apakah sama dengan flu biasa? Apakah berbahaya dan mungkinkan muncul pertanyaan -pertanyaan lain lagi.

Artikel kali ini mengajak pembaca untuk mengenal lebih dekat mengenai flu singapura. Jika dilihat dari sejarahnya, penyakit flu singapura sudah ada sejak tahun 1996. Dinamakan flu singapura karena awalnya berasal dari Singapura. Pada 2000, penyakit ini sempat mewabah di Singapura sehingga menyebabkan pemerintah setempat mengimbau seluruh restoran siap saji, kolam renang, dan tempat bermain anak-anak ditutup untuk sementara dan sekolah diliburkan.

Continue reading →

DEMAM TYPHOID

Demam typhoid merupakan infeksi baktri pada saluran pencernaan dan aliran darah. Demam typhoid dapat ditularkan dengan mengkonsumsi makanan atau minuman bekas oleh orang yang terinfeksi. Hal ini juga dapat terjadi dengan meminum air yang terkontaminasi. Penyakit ini  berkembang dalam satu hingga tiga minggu setelah tertular infeksi. Simptom (gejala)  yang terlihat dapat ringan atau parah, antara lain:

Continue reading →

Diskusi Umum PIO-LM

Pada tanggal 28 April 2012 , PIO-LM mengadakan acara Diskusi Umum PIO-LM. Ini merupakan diskusi umum yang pertama kalinya.

Diskusi ini diselenggarakan di Ruang Aula Ibnu Sina Gedung 2 FMIPA UNLAM Banjarbaru. Acara dimulai pada pukul 13.30 dengan pemateri Bpk. Muhammad Ikhwan S.Farm, Apt. Diskusi umum pertama ini bertemakan “Diare (Tinjauan Kefarmasian)” Continue reading →

Macam Nyeri

Kita sendiri sudah mengetahui makna awam dari nyeri. Pada ilmu kefarmasian ataupun kesehatan, nyeri sebenarnya dapat disebabkan dari banyak faktor. Faktor penyebab nyeri akan lebih mudah diidentifikasi bila kita sudah mengetahui macam atau jenis nyeri apa yang sedang dialami oleh pasien. Dalam keilmuan kefarmasian dan kesehatan, nyeri dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu nyeri akut, nyeri kronik, dan nyeri kanker. Continue reading →

TINJAUAN MOLEKULER : OBAT ANTI TB INDUCER HEPATOTOKSIK

Hati merupakan organ yang paling penting dalam toksisitas obat dengan dua alasan, yang pertama  secara fungsional, letaknya diantara tempat absorpsi dan sirkulasi sistemik dan merupakan tempat utama dalam metabolisme dan eliminasi senyawa asing,  yang kedua adalah karena hati merupakan organ target dari obat/ senyawa yang toksik. Kerusakan hati yang diinduksi oleh obat (DILI), menimbulkan masalah klinis, DILI telah menjadi penyebab utama pada kerusakan hati akut dan tranplantasi hati di negara-negara barat. Hepatotoksik intrinsik yang disebabkan oleh overdosis acetaminophen merupakan kasus utama dari DILI di amerika serikat dan inggris. Sebaliknya, hepatotoksik yang disebabkan oleh kebanyakan obat lainnya adalah idiosinkrasi, dengan kata lain bahwa kejadian DILI sangat kecil pada pasien yang diberikan obat pada dosis terapinya dan resiko dari kerusakan akut pada hati yang melibatkan idiosinkrasi suatu hepatotoksin bisanya kurang dari 1 per 10000 pasien. Namun lebih dari 1000 obat dan produk herbal  menghasilkan efek idiosinkarsi hepatotoksik dan ternyata idiosinkrasi menyumbang 10 % dalam kasus kerusakan akut pada hati. DILI juga merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah dan industri, karena merupakan penyebab utama dari penghentian uji preklinis dan klinis bagi sejumlah obat dan merupakan suatu adverse reaction yang umum terjadi yang mengakibatkan obat tersebut ditolak untuk dipasarkan. Namun dalam banyak kasus, obat diketahui memiliki efek hepatotoksik setelah beredar di pasaran, dan DILI juga lah yang membuat obat tersebut ditarik dari pasaran atau diharuskan untuk memberi label tentang adanya kemungkinan DILI.

Salah satu yang menarik adalah DILI dapat mengikuti semua bentuk penyakit hati baik akut maupun kronis. Aspek lain yang menarik adalah terjadinya idiosinkrasi pada DILI yang tidak dapat diprediksi dan banyaknya senyawa kimia bersifat hepatotoksik yang menyebabkan DILI idiosinkrasi. Aspek tersebut mengindikasikan bahwa terdapat berbagai jenis struktur dan tipe sel target, banyaknya mekanisme yang terlibat dan pentingnya faktor resiko pasien. Selama beberapa tahun terakhir berkembang berbagai persepsi mengenai  keseluruhan proses maupun urutan proses yang terlibat dalam kerusakan sel hati secara umum dan DILI secara khusus, yang berdampak pada dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya hepatotoksik. Padahal sebelumnya yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana suatu obat tertentu dapat menyebabkan kerusakan awal pada sel hati. Continue reading →

Hepatitis A

Hepatitis A merupakan peradangan yang terjadi pada organ hati yang disebabkan oleh infeksi hepatovirus. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Angka kejadian Hepatitis A pada tahun 2004 di Amerika Serikat terjadi pada 1,9 kasus dalam 100.000 orang. Hepatitis A bersifat endemik atau menyebar secara cepat di suatu wilayah dan banyak terjadi di negara-negara berkembang. Tingkat kebersihan suatu daerah sangat mempengaruhi angka kejadian Hepatitis A. Penderita hepatitis A akan menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak akan berlanjut menjadi kronik.

Continue reading →